Kamis, 08 Juli 2010

A. Jenis – Jenis Bahan Pengawet Sintetis
1. Bahan pengawet yang diizinkan namun kurang aman dalam makanan
Beberapa zat pengawet berikut diindikasikan menimbulkan efek negatif jika dikonsumsi oleh individu tertentu, semisal yang alergi atau digunakan secara berlebihan. Adapun beberapa pengawet sintetis tersebut yaitu:
 Asam Benzoat
Asam Benzoat adalah bahan pengawet yang sering dipakai dalam pembuatan makanan. Penggunaan bahan pengawet ini cukup banyak mendominasi produk makanan. Bahan pengawet ini dicampurkan dalam suatu produk makanan dengan tujuan untuk mempertahankan bahan pangan dari serangan mikroba. Mikroba merupakan sel mikroorganisme seperti jamur, kapang, bakteri maupun kuman. Sel mikroorganisme ini dapat mempercepat pembusukan makanan. Akan tetapi, asam benzoate dapat mencegah atau menghentikan proses pertumbuhan bakteri dalam suatu produk makanan. Benzoay sebenarnya dapar ditemukan secara natural pada buah dan rempah, cengkeh, cinnamon, dan buah berry mengandung benzoat yang dapat mempertahankan daya tahan kesegarannya.
(http://id.wikipedia.org/wiki/asam_benzoat)
 Kalium Nitrit
Kalium Nitrit merupakan bahan pengawer sintetis yang berwarna putih atau kuning. Bahan pengawt ini mempunyai kelarutan (solubility) yang tinggi dalam air. Bahan ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Kalium Nitrit mempunyai efektivitas sangat tinggi karena dapat membunuh bakteri dalam kurun waktu yang relatif singkat. Pengawet ini sering digunakan pada daging dan ikan. Biasanya kalium nitrit dicampurkan pada daging yang telah dilayukan untuk mempertahankan warna merah agar tampak selalu segar misalnya pada daging kornet.
 Kalsium Propionat/Natrium Propionat
Kalsium Propionat/Natrium Propionat termasuk golongan asam propionat. Penggunaan kedua pengawet ini adalah untuk mencegah tumbuhnya jamur atau kapang. Jamur dan kapang sangat merugikan dalam makanan karena dapat mempercepat pembusukan. Bahan pengawet ini biasanya digunakan untuk produk roti dan tepung yang ditambahkan bahan pengawet ini dapat bertahan lebih lama di pasaran.
 Natrium Metasulfat
Natrium metasulfat merupakan bahan pengawet yang memiliki fungsi hampir sama dengan kalsium propionate/natrium propionat, yaitu mencegah tumbuhnya jamur dan kapang yang dapat mempercepat proses pembusukan. Natrium metasulfat juga sering digunakan pada produk roti dan tepung.
(http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/evi%20w/data%20pengwet.pdf)

2. Bahan pengawet yang diizinkan namun kurang aman dalam minuman
Beberapa zat pengawet berikut diindikasikan menimbulkan efek negatif bila dikonsumsi oleh individu tertentu, semisal yang sensitif denganh bahan pengawet tersebut atau digunakan secara berlebihan. Adapun beberapa pengawet sintetis tersebut adalah sebagai berikut:
 Kalsium Benzoat
Kalsium benzoat merupakan bahan pengawet yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri penghasil racun (toksin), bakteri-bakteri spora dan bakteri bukan pembusuk. Senyawa ini dapat mempengaruhi rasa. Bahan minuman yang diberi benzoat dapat memberikan kesan aroma fenol, yaitu seperti aroma obat cair. Asam benzoate digunakan untuk mengawetkan minuman ringan, minuman anggur, saus sari buah, sirup, dan ikan asin.
 Sulfur Dioksida (SO2)
Sulfur dioksida merupakan bahan pengawet yang diizinkan namun kurang aman dikonsumsi. Akan tetapi, penggunaan sulfur dioksida dalam minuman dapat menghambat pertumbuhan bekteri, jamur, dan kapang, sehingga minuman tersebut menjadi lebih awet. Bahan pengawt ini sering ditambahkan pada sari buah, buah kering, kacang kering, sirup dan acar.

 Asam Sorbat
Asam sorbet juga merupakan bahan pengawet yang diizinkan namun kurang aman bila dikonsumsi. Seperti halnya zat-zat pengawet yang lain, asam sorbet juga berfungsi mencegah pertumbuhan bakteri dalam minuman. Penggunaan asam sorbat juga dimaksudkan agar minuman berkesan berasa asam. Asam sorbat biasa digunakan pada produk beraroma jeruk, keju, salad, buah dan kerap juga ditambahkan pada produk minuman.
(http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/evi%20w/data%20pengwet.pdf)

B. Bahan Pengawet Yang Tidak Aman Dalam Makanan/Minuman
Beberapa zat pengawet berikut marupakan zat pengawet yang berbahaya bagi kesehatan bila dikonsumsi, karena bahan pengawet ini bersifat toksin (racun) dalam tubuh. Adapun beberapa pangawet sintetis tersebut adalah sebagai berikut :
 Natamysin
Natamysin adalah bahan pengawet yang tidak aman bila dikonsumsi walaupun bahan pengawet ini juga dapat menghambat pertumbuhan mikroorganismedalam makana/minuman. Di dalam tubuh, natamysin ini juga bersifat toksin/racun sehingga bahan pengawet ini dilarang untuk dicampurkan ke dalam produk makanan/minuman baik sedikit maupun banyak.
 Kalium Asetat
Kaium asetat merupakan jenis pengawet sintetis yang juga tidak aman bila dikonsumsi. Memang kalium asetat ini dapat mengawetkan makanan/minuman. Akan tetapi, kalium asetat juga merupakan racun bila masuk ke dalam tubuh. Untuk memperoleh rasa asam, makanan/minuman umumnya ditambahi pengawet ini.
 Butil Hidroksi Anisol (BHA)
BHA merupakan pengawet semacam antioksidan sintetis. Contoh antioksidan sintetis antara lain :
1. Butil Hidroksianol (BHA), digunakan pada daging babi dan sosisnya, minyak sayur, shortening, keripik kentang, pizza dan teh instant.
2. Butil Hidroksitoluen (BHT), digunakan untuk lemak, minyak makan, margarine dan mentega.
Antioksidan juga termasuk bahan pengawet. Zat ini ditambahkan untuk mencegah timbulnya bau tengik pada makanan yang mengandung lemak/minyak, seperti minyak goring, keju, margarine, saus tomat, sirup, roti, daging sapi olahan dan sereal. Antioksidan sebenarnya dapat diperoleh secara alami pada lesitin, Vitamin E, Vitamin C (asam askorbat) merupakan bentukan garam kalium, natrium, dan kalsium.
(http://www.halalguide.info.id.2006)

C. Ambang Batas Pengawet Sintetis Dalam Tubuh Manusia
Pengawet merupakan bahan yang ditambahkan untuk mencegah atau menghambat terjadinya kerusakan/pembusukan makanan/minuman. Dengan penambahan pengawet tersebut, produk makanan/minuman diharapkan dapat terpelihara kesegarannya. Akan tetapi, penggunaannya tentu harus mengikuti takaran yang dibenarkan. Lantaran itu masyarakat perlu memahami label yang tertera pada kemasan. Sayangnya, pada label kemasan produk banyak yang tidak dicantumkan atau dijelaskan tentang komposisi bahan pengawet yang digunakan. Kalaupun dicantumkan, penjelasan biasanya ditulis dengan huruf yang sangat kecil sehingga sulit untuk dibaca, atau menggunakan bahasa asing sehingga tidak mudah dipahami oleh konsumen. (http://blog.its.ac.id)
Setiap bahan pengawet pasti memiliki ambang batas minimaldan maksimal untuk dikonsumsi. Hal ini bertujuan agar bahan – bahan pengawet tersebut tidak sampai membahayakan kesehatan tubuh manusia bila dikonsumsi. Menurut Direktur Inspeksi dan Sertifikasi Pangan Badan POM, Sukiman Said Umar, berdasarkan nilai Acceptable Daily Intake (ADI), maka takaran ambang batas pengawet sintetis adalah sebagai berikut :
1. Kalsium benzoate memiliki ambang batas maksimum 600 miligram per liter berat badan per hari.
2. Sulfur dioksida memiliki ambang batas konsumsi 433 miligram per liter berat bada per hari.
3. Kalium nitrit mempunyai ambang batas konsumsi 0.1 % atau 1 gram/kg bahan yang diawetkan. Untuk kalium nitrat memiliki ambang batas konsumsi sebesar 0.2 % atau 2 gram/kg bahan yang diawetkan.
4. Kalsium propionat/natrium propionate, untuk bahan tepung terigu, dosis maksimum yang dianjurkan adalah 0.32 % atau 3.2 gram/kg bahan yang diawetkan. Sedangkan untuk makanan yang berbahan keju, dosis maksimumnya adalah sebesar 0.3 % atau 3 gram/kg bahan yang diawetkan.
5. Natrium metasulfat memiliki ambang batas konsumsi sama dengan kalsium propionat/natrium propionate, yaitu sebesar 3 – 3.2 gram/kg bahan yang diawetkan.
6. Asam sorbat memiliki ambang batas berturut – turut adalah sari buah 400 mg/l; sari buah pekat 2100 mg/l; squash 800 mg/l dan minuman bersoda 400 mg/l. (http://kimia.upi.edu.id)
Apabila kita mengkonsumsi bahan – bahan pengawet di atas itu tidak secara berlebihan/masih di bawah ambang batas, maka kita tidak perlu khawatir karena tubuh kita memiliki detoksifikasi (perombak) bahan pengawet sintetis yang sangat efektif. System detoksifikasi manusia terdapat pada ginjal dan hati. Bahan pengawet yang ada dalam tubuh manusia akan disaring pada ginjal dan dikeluarkan ureter yang akan ikut terbuang malalui urin. Sekitar 75 – 80 % zat – zat tersebut dikeluarkan dalam jangka waktu sekitar 10 jam. Dan di dalam tubuh, bahan – bahan pengawet di atas akan tergabung dengan glisin di dalam hati dan membentuk asam hippurat yang akan dikeluarkan lewat urin. Jika masih ada yang tertinggal, bahan – bahan pengawet ini akan bergabung dengan asam glukuronat yang termetabolisme lewat urin. (http://id.wikipedia.org/wiki/pengawet)


D. Pengaruh Bahan Pengawet Sintetis Terhadap Kesehatan
Beberapa zat pengawet di bawah ini merupakan zat pengawet yang diizinkan oleh BPOM, tetapi bila digunakan secara berlebihan bisa mempengaruhi kesehatan tubuh manusia. Diantara bahan pengawet tersebut adalah :

• Kalsium Benzoat
Bahan pengawet ini diidentifikasikan bias menyebabkan dampak negative pada penderita asma, karena bahan pengawet ini bias mempengaruhi mekanisme pernafasan paru – paru, sehingga kerja paru – paru tidak normal. Dan kalsium benzoate juga bias berdampak negative bagi orang yang peka terhadap aspirin (obat sakit kepala).
• Sulfur Dioksida
Bahan pengawet ini beresiko menyebabkan perlukaan lambung karena konsentrasi sulfur yang tinggi di dalam lambung merusak dinding – dinding lambung yang banyak mengandung jaringan epitel selindris selapis. Sehingga proses pencernaanpun terganggu. (Diah Aryulina. Biologi SMA. 2004, hal. 55)
Sulfur dioksida beresiko mempercepat serangan asma; mutasi genetic karena bias mempengaruhi DNA/gen; menyebabkan kanker karena di dalam tubuh bias menjadi zat radikal bebas pemicu kanker dan juga menyebabkan alergi (gatal – gatal).
• Kalium Nitrit
1. Menyebabkan keracunan
2. Dapat mempengaruhi kemampuan sel darah merah membawa O2 (oksigen) ke berbagai organ tubuh
3. Menyebabkan kesulitan bernafas karena mempengaruhi kerja paru – paru di dalam tubuh
4. Sakit kepala karena mempengaruhi system saraf di otak
5. Anemia (penyakit kekurangan darah merah) karena pengawet ini mempercepat degenerasi (penuaan) sel darah, sehingga konsentrasi darah di dalam tubuh berkurang
6. Radang ginjal yaitu perlukaan di dalam ginjal yang disebabkan terlalu beratnya tugas ginjal untuk menyaring (filtrasi) suatu zat tertentu (bias juga zat pengawet)
7. Muntah – muntah karena lambung menolak zat pengawet yang bersifat racun dengan cara mengeluarkannya lewat mulut
• Kalsium Propionat/Natrium Propionat
1. Menyebabkan migren (sakit kepala sebelah)
2. Kelelahan
3. Kesulitan tidur
• Natrium Metasulfat
Bahan pengawet ini diduga bisa menyebabkan alergi pada kulit, seperti gatal – gatal, bercak – bercak merah dan lainnya.
• Asam Sorbat
Pengawet ini apabila dalam konsentrasi tinggi bisa membuat perlukaan pada selaput lidah dan lambung, karena pengawet ini bersifat asam.
(http://www.blog.its.ac.id)
• Natamysin
 Dapat menyebabkan mual dan muntah karena zat pengawet ini bisa mengganggu sistem pencernaan
 Menyebabkan berkurangnya nafsu makan
 Dapat menyebabkan diaredan perlukaan pada selaput kulit
• Kalium Asetat
Bisa menyebabkan rusaknya fungsi ginjal karena zat pengawet ini tidak mudah dikeluarkan oleh ginjal.
• Butil Hidro Anisol (BHA)
1. Zat pengawet ini bisa menyebabkan penyakit hati
2. Memicu timbulnya kanker

Tidak ada komentar:

Posting Komentar